Langsung ke konten utama

Faktor Biologi di Tempat Kerja

 

 

FAKTOR BIOLOGI DI TEMPAT KERJA

 

Tomy Mismahendra, S.Si, MK3

 

 

Di tempat kerja selain faktor fisik dan faktor kimia masih ada faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan tenaga kerja, yaitu faktor biologi (biological hazards). Faktor biologi yang umum terdapat di tempat kerja adalah mikro organisme berupa virus, bakteri, jamur, parasit, bahan alergen dari sumber biologi misalnya aeroallergenic fungi, animal dander dan produk yang dihasilkan mikroba seperti endotoxin dan mycotoxin.

 

Mikro organisme dapat ditemui pada banyak tempat di alam raya, mulai dari daerah yang bersuhu dingin, beriklim tropis sampai di gurun pasir. Hanya sebagian kecil daerah yang tidak dapat ditempati oleh mikro organisme. Mikro organisme dari spesies mesophilic sebagian bersifat patogen pada manusia dan hewan, serta dapat hidup baik di lingkungan ambient pada suhu 20oC s/d 40oC.

 

Ada sebanyak 193 faktor biologi yang dikenal dapat menyebabkan terjadinya penyakit infeksi, reaksi alergi, toksik dan karsinogen (Dutkiewicz et al,1988). Tenaga kerja yang paling potensial terserang penyakit akibat terpapar faktor biologi di tempat kerja adalah tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian, peternakan, petugas kesehatan, petugas laboratorium.

 

Di tempat kerja udara dapat terkontaminasi oleh mikro organisme yang potensial berbahaya pada tingkat yang signifikan (Burrel, 1991). Gedung-gedung modern khususnya yang dirancang untuk keperluan komersial dan administratif merupakan tempat ekologi yang unik di lingkungan biokimiawi, flora dan faunanya.

 

Faktor biologi merupakan salah satu potensi bahaya yang sering dijumpai di tempat kerja dan kurang mendapat perhatian yang serius dan jarang dikenal. Padahal di lingkungan kerja tertentu seperti pertanian, peternakan, perawatan hewan, tempat perawatan kesehatan (klinik) dan rumah sakit merupakan tempat yang punya potensi besar mengandung faktor biologi.

 

Faktor biologi dapat membahayakan kesehatan bagi pekerja yang terpapar, mulai dari infeksi dan bahkan dapat menyebabkan risiko terhadap kematian. Agar tenaga kerja dapat terlindungi dari penyakit, maka perlu upaya pengendalian terhadap faktor biologi yang ada di tempat kerja, yaitu dengan mengenal dan mengidentifikasi serta mencegah agar tidak terpapar.

 

 

 

Faktor biologi dapat masuk ke dalam tubuh melalui jalur sebagai berikut:

a. Saluran pernapasan

 

Masuk kedalam tubuh lewat jalur pernapasan karena udara yang terpapar oleh faktor biologi.

 

b.     Pencernaan

 

Melalui makanan yang terkontaminasi oleh faktor biologi dan kemudian termakan.

 

c.     Kulit, kulit tubuh yang luka atau terkena goresan

 

d.     Infeksi

 

 

Klasifikasi Faktor Biologi

 

Yang termasuk faktor biologi adalah:

 

a.    Mikro organisme dan toksinnya, seperti virus, bakteri, jamur dan produknya. Dapat menyebabkan infeksi, imflammatory disease atau reaksi alergi.

 

b.    Anthropoda (crustacea, arachnid, insect), gigitan atau sengatannya dapat menyebabkan inflamasi kulit, intoksikasi sistemik, reaksi alergi.

 

c.    Bahan alergen dan toksin dari tumbuhan tingkat tinggi, dapat menyebabkan dermatitis kontak, alergi rhinitis, asma (akibat inhalasi).

 

d.    Protein alergen dari tumbuhan tingkat rendah (lichen, liverwort, pakis) dan hewan invertebrata (parasit seperti: protozoa, flatworm seperti: schistostoma dan roundworm seperti ascaris).

 

Mikro organisme

 

Mikro organisme adalah sekelompok organisme yang terdiri dari bermacam-macam jenis, ada yang bersel tunggal dan ada pula yang berbentuk cluster. Sangat sedikit sekali tempat di muka bumi yang tidak ditempati oleh mikroorganisme, karena mikroorganisme mempunyai kemampuan yang menakjubkan dalam proses metabolik dan mampu menghasilkan energi. Tetapi pada kondisi tertentu mikro organisme dapat menyebabkan gangguan terhadap kesehatan dan bahkan kematian.

 

a.  Bakteri

 

Bakteri merupakan hewan bersel tunggal yang dapat ditemukan di darat, laut dan udara. Dapat berkembang biak secara vegetatif yaitu dengan membelah diri. Bakteri mempunyai 3 bentuk yaitu, berbentuk bulat, batang dan spiral. Bakteri berbentuk bulat mempunyai ukuran diameter 0,7-1,3 mikron, yang berbentuk batang mempunyai ukuran lebar 0,2-2,0 mikron dan panjang 0,7-3,7 mikron.

 

b.  Virus

 

Virus berarti racun, mempunyai ukuran yang relatif sangat kecil yaitu sekitar 16-300 nm (dilihat secara mikroskopik dengan mikroskop elektron). Virus hanya dapat hidup pada jaringan makhluk hidup lain dan hanya memiliki DNA atau RNA saja.


c.   Jamur

 

Jamur dapat berupa sel tunggal atau koloni. Ukurannya bervariasi dari mulai mikroskopis sampai yang dapat dilihat dengan mata.

 

 

d.  Parasit

 

Cacing dan protozoa adalah contoh dari parasit yang sering dijumpai di temukan di lingkungan kerja. Protozoa merupakan hewan bersel tunggal yang hidup di tempat yang berair dan tempat yang basah. Ukurannya bervariasi yaitu antara 3-1000 mikron.

Menurut The United Center of Disease Control and Prevention (CDC) faktor biologi dapat diklasifikasikan kedalam 4 (empat) level yaitu:

 

·      Bio Safety Level I, Kurang berbahaya (Minimal hazard)

 

-       Tidak berbahaya (risiko rendah)

 

-       Contoh: Bacillus subtilis, canine hepatitis, Escherichia coli, varicella (chicken pox/ cacar).

 

-       Cuci tangan dengan sabun, pakai sarung tangan,

 

-       Letakkan buangan material yg mengandung faktor biologi kedalam wadah khusus.

 

·      Bio Safety Level II Lebih berbahaya (Ordinary risk)

 

-       Lebih berbahaya dari BSL-1

 

-       Contoh: Hepatitis, Influenza A, HIV/AIDS, Salmonella

 

-       Diperlukan safety precaution

 

·      Bio Safety Level III Berisiko Tinggi dan Infeksius (Higher risk dan infektius).

 

-      Dapat menyebabkan kematian (fatal)

 

-      Contoh: Anthrax,SARS virus, TBC, Thypusyellow fever, malaria.

 

-      Laboratorium harus ditutup rapat

 

·      Bio Safety Level IV Sangat Berbahaya (Extremely hazardous)

 

-      Sangat berbahaya, dapat membunuh banyak orang, sulit diterapi

 

-      Contoh: Ebola virus, Marburg virus, Lassa virus

 

-      Harus sangat hati-hati dalam penanganannya dan wajib menggunakan filter udara khusus (special air filter)

 

 

Pekerjaan yang Berisiko Terpapar Faktor Biologi

 

Faktor biologi yang berbahaya di lingkungan kerja umumnya cukup bervariasi dan tergantung pada lingkungannya. Umumnya staf medis, personil laboratorium dan tenaga kesehatan adalah orang yang sangat berpotensi terkena paparan faktor biologi di tempat kerja, karena dapat terinfeksi oleh mikroorganisme bila tidak dilakukan tindakan preventif yang memadai. Staf rumah sakit setiap harinya dapat terpapar oleh banyak faktor biologi, termasuk virus Human Immunodeficiency Virus (HIV), Hepatitis B, Virus herpes, rubella dan Tuberculosis dan lain-lain. Pada abad sekarang ini ditemukan banyak penyakit baru yang dapat menginfeksi manusia seperti Bovine spongiform encephalopathy (BSE), hemorragic fever, dan lain-lain.

 

 


 

Beberapa pekerjaan yang terkait dengan faktor biologi dan dapat memapari tenaga kerja adalah sebagai berikut:

 

1.     Sektor pertanian

 

Jenis pekerjaan: menanam, memanen tanaman, memelihara dan merawat hewan, kehutanan, perikanan.

 

2.     Produk pertanian

 

Pemotongan dan pengepakan bahan pangan, fasilitas penyimpanan (gudang penyimpanan padi, tembakau), prosesing bulu hewan dan kulit hewan, tanaman tekstil, prosesing kayu (sawmill, papermill, cork factories).

 

3.     Laboratorium perawatan hewan Merawat hewan

 

4.     Perawatan kesehatan

 

Merawat pasien, medical, perawatan gigi

 

5.     Farmasi dan produk herbal Aktivitas produksi

 

6.     Perawatan

 

Penataan rambut dan perawatan kaki

 

7.     Laboratorium klinis dan lab. Penelitian

 

8.     Bioteknologi Fasilitas-fasilitas produksi

 

9.     Pusat perawatan hewan

 

10. dll

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

VENTILASI INDUSTRI part 1

VENTILASI INDUSTRI bagian 1 oleh : Tomy Mismahendra Latar Belakang  › Modernisasi rancang bangun gedung / tempat kerja yang berubah menjadi tidak ramah udara terbuka › Indoor Air Quality / KUDR ( Kualitas Udara Dalam Ruangan ) menjadi buruk akibat polutan yang dihasilkan dalam ruang kerja › Polutan dalam ruang kerja tertutup akan mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan pekerja è SBS,even worse PAK › Mandatori dari Permen No 5 tahun 2018 tentang K3 lingkungan Kerja pasal 41 ayat 1,2 dan 3 1. Pengurus &/ Pengusaha wajib menyediakan sistem ventilasi udara utk menjamin kebutuhan pekerja&mengurangi kadar kontaminan 2. Sistem ventilasi bisa berupa alami , buatan atau kombinasi 3. Sistem Ventilasi udara dibersihkan min. 3 bln sekali DEFINISI › Ventilasi adalah   tempat pertukaran udara  yang digunakan untuk memelihara      dan   menciptakan udara...

TIPS PENCEGAHAN RESIKO CEDERA ERGONOMI AKIBAT PENANGANAN MANUAL (MANUAL HANDLING) DI PERKANTORAN (Bagian 1)

TIPS PENCEGAHAN RESIKO CEDERA ERGONOMI AKIBAT PENANGANAN MANUAL (MANUAL HANDLING) DI PERKANTORAN (Bagian 1) Oleh : Tomy Mismahendra Penanganan manual berarti memindahkan atau mengangkat beban dengan menggunakan tangan atau lengan. Penanganan manual semacam itu meliputi mengangkat, menurunkan, mendorong, menarik dan membawa beban, yang bisa berupa barang, orang atau lainnya. Di lingkungan kantor, kegiatan penanganan manual yang paling umum adalah memindahkan kotak kertas fotokopi, file, galon air minum dan perabotan. Operasi penanganan manual ini tidak mungkin menciptakan risiko kesehatan dan keselamatan yang signifikan jika dilakukan dengan benar. Namun, ada sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko cedera dalam penanganan manual. Adapun faktor tersebut termasuk karakteristik pekerjaan dan beban, lingkungan kerja dan kemampuan individu; misalnya b eban berat / besar, bekerja dengan postur canggung, penerapan kekuatan tubuh yang salah, gerakan berkepanjangan, berulan...

Aplikasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

  Aplikasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)   Oleh : Tomy Mismahendra, S.Si, M.K3 Penguji K3 Muda Dit. Bina K3     Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat dunia industri berlomba-lomba melakukan efisiensi dan meningkatkan produktivitas dengan menggunakan alat-alat produksi yang semakin kompleks. Makin kompleksnya peralatan yang digunakan, makin besar pula potensi bahaya yang mungkin terjadi dan makin besar pula kecelakaan kerja yang ditimbulkan apabila tidak dilakukan penanganan dan pengendalian sebaik mungkin. Hal ini menunjukkan bahwa masalah-masalah keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari kegiatan dalam industri secara keseluruhan, maka pola-pola yang harus dikembangkan di dalam penanganan K3 dan pengendalian potensi bahaya harus mengikuti pendekatan sistem yaitu dengan menerapkan sistem manajemen K3. Sistem Manajemen K3 (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan da...