Langsung ke konten utama

Program Berhenti Merokok di Perusahaan

  

Program Berhenti Merokok di PT. Mitra Pro MAN

 Oleh : Tomy Mismahendra, S.Si, MK3



BAB I

PENDAHULUAN

 

A.       Latar Belakang

Saya adalah seorang perokok aktif, mungkin tergolong dalam perokok berat karena dalam satu harinya saya dapat menghabiskan satu bungkus rokok (16 batang), terutama jika saya sedang menyelesaikan suatu pekerjaan yang sedang deadline. Setelah hampir 5 tahun saya merokok, saya mulai merasakan sering terbatuk – batuk dan kadangkala mengalami agak sesak dalam bernafas. Oleh karena itu perlahan – lahan saya mulai mengurangi asupan rokok saya, namun tetap saja saya tergoda untuk mengkonsumsinya lagi, terutama jika saya sedang kumpul – kumpul dengan rekan saya yang notabene kebanyakan adalah “SMOKERS” sejati. Amat banyak cara yang saya gunakan untuk berusaha berhenti merokok, namun entah bagaimanapun saya kembali mengkonsumsinya lagi.

Sulitnya saya dalam berjibaku dalam menahan godaan untuk tidak merokok menginspirasikan saya untuk melakukan promosi kesehatan stop merokok bertema : “Rokok No, Sehat Yesss !!! di Mitra Pro MAN”.

Secara umum, promosi kesehatan (health promotion) didefinisikan sebagai ilmu dan seni yang membantu orang merubah perilaku hidupnya untuk menuju tingkat kesehatan yang optimal, yaitu keseimbangan antara kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual dan intelektual.

Promosi Kesehatan akan sangat efektif bila dilakukan di tempat kerja, karena banyak waktu yang dihabiskan di tempat kerja, sehingga pembentukan, pengawasan, pembinaan perilaku hidup dan bekerja sehat menjadi lebih mudah. Selain itu, diharapkan juga kebersamaan antar rekan kerja yang merupakan motivator kuat dalam partisipasi dan kelanggengan aktivitas promosi sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

 

B.       Definisi

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya. Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusabungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung (walapun pada kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).

 

C.      Racun Dalam Rokok

Dalam sebatang rokok terkandung sekitar 4000 macam zat kimia. Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas (85 persen) dan partikel. Nikotin, gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin, 4-etilkatekol, ortokresol dan perylene adalah sebagian dari beribu-ribu zat di dalam rokok.

NIKOTIN
Zat yang paling sering dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan. Di Amerika Serikat, rokok putih yang beredar di pasaran memiliki kadar 8-10 mg nikotin per batang, sementara di Indonesia berkadar nikotin 17 mg per batang.

TIMAH HITAM (Pb)
Timah hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis diisap dalam satu hari akan menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari. 

GAS KARBONMONOKSIDA (CO)
Karbon Monoksida memiliki kecenderungan yang kuat untuk berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya, hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernapasan sel-sel tubuh, tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen, maka gas CO ini merebut tempatnya “di sisi” hemoglobin. Jadilah, hemoglobin bergandengan dengan gas CO. Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari 1 persen, sementara dalam darah perokok mencapai 4 – 15 persen.


TAR
Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok, dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin, akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna cokelat pada permukaan gigi, saluran pernapasan, dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24 – 45 mg.

 

  1. Penyakit Akibat Merokok

Beberapa penyakit akibat merokok menurut Badan POM RI :

• Penyakit  jantung dan stroke.
Satu dari tiga kematian di dunia berhubungan dengan penyakit jantung dan stroke. Kedua penyakit tersebut dapat menyebabkan “sudden death” ( kematian mendadak).
• Kanker paru.
Satu dari sepuluh perokok berat akan menderita penyakit kanker paru. Pada beberapa kasus dapat berakibat fatal dan menyebabkan kematian, karena sulit dideteksi secara dini. Penyebaran dapat terjadi dengan cepat ke hepar, tulang dan otak.
• Kanker mulut.
Merokok dapat menyebabkan kanker mulut, kerusakan gigi dan penyakit gusi.
• Osteoporosis.
Karbonmonoksida dalam asap rokok dapat mengurangi daya angkut oksigen darah perokok sebesar 15%, mengakibatkan kerapuhan tulang sehingga lebih mudah patah dan membutuhkan waktu 80% lebih lama untuk penyembuhan. Perokok juga lebih mudah menderita sakit tulang belakang.
• Katarak.
Merokok dapat menyebabkan gangguan pada mata. Perokok mempunyai risiko 50% lebih tinggi terkena katarak, bahkan bisa menyebabkan kebutaan.
• Psoriasis.
Perokok 2-3 kali lebih sering terkena psoriasis yaitu proses inflamasi kulit tidak menular yang terasa gatal, dan meninggalkan guratan merah pada seluruh tubuh.
• Kerontokan rambut.
Merokok menurunkan sistem kekebalan, tubuh lebih mudah terserang penyakit seperti lupus erimatosus yang menyebabkan kerontokan rambut, ulserasi pada mulut, kemerahan pada wajah, kulit kepala dan tangan.
• Dampak merokok pada kehamilan.
Merokok selama kehamilan menyebabkan pertumbuhan janin lambat dan dapat meningkatkan risiko Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Risiko keguguran pada wanita perokok 2-3 kali lebih sering karena Karbon Monoksida dalam asap rokok dapat menurunkan kadar oksigen.
• Impotensi.
Merokok dapat menyebabkan penurunan seksual karena aliran darah ke penis berkurang sehingga tidak terjadi ereksi.


BAB II

RAPKAPIEK:

ROKOK NO, SEHAT YESSS!!!

 

 

A.      Rekognisi / Identifikasi Masalah Kesehatan

Mitra Pro MAN  adalah perusahaan yang bergerak di bidang konsultasi manajemen, SDM, produktivitas dan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlamat di Bintaro Sektor 9, Tangerang Selatan, Banten

Mitra Pro MAN mempunyai tugas pokok menyusun mendampingi perusahaan  untuk mencapai performa terbaiknya melalui sertifikasi baik dalam bidang manajemen, kualitas pangan dan SMK3

Mitra Pro MAN  25 orang pekerja, yang terdiri dari 15 orang pegawai Teknis, 6 orang pegawai ami dan 4 orang pegawai non – teknis yang meliputi Cleaning Servis, Supir dan Satpam.

Tabel 1: Distribusi karyawan berdasarkan aktifitas merokok perhari

 

Karyawan

Tidak merokok

3

1-6 batang/ hari

3

7-20 batang/ hari

7

>20 batang/ hari

12

 

25

 

Dari data pada table 1, hasil identifikasi diperoleh bahwa sebesar 88 % pegawai Mitra Pro MAN  adalah perokok, , mayoritas perokok mengkonsumsi > 20 batang rokok / hari ( 48 %).

 

  1. Analisis Kebutuhan

Berdasarkan hasil identifikasi diatas, dimana 88% pegawai Mitra Pro MAN adalah perokok, ini adalah prosentasi yang cukup besar. Selain itu, hasil dari kuesioner yang telah disebarkan ke seluruh karyawan, berisikan tentang  sejauh mana pengetahuan kuesionee mengenai dampak negatif rokok, dimana ternyata banyak sekali pegawai yang mengetahui akan dampak negatif rokok namun mereka mengalami kesulitan untuk merubah perilaku supaya berbudaya hidup sehat.

Dari kedua poin diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa kebutuhan akan suatu organisasi / tim yang bertugas untuk mempromosikan gerakan Rokok No, sehat Yesss!!! amat sangat tinggi. Setelah dibentuknya organisasi tersebut baru kemudian disusun program – program yang dapat mendukung terselenggaranya kegiatan promosi kesehatan pekerja stop merokok, segala dana yang berkaitan dengan kegiatan organisasi promosi kesehatan pekerja ini di masukkan dalam anggaran biaya Mitra Pro MAN

 

  1. Perencanaan

Mengingat kebutuhan yang sangat tinggi terhadap promosi stop merokok maka ada beberapa hal yang harus direncanakan, yaitu :

-          Pembentukan Organisasi / tim promosi kesehatan Rokok No, Sehat Yess!!!

-          Penetapan indikator keberhasilan dari program stop merokok dengan target penurunan jumlah perokok sebesar 50% selama 6 bulan program berjalan

-          Penetapan peserta program adalah seluruh pegawai di lingkungan Mitra Pro MAN,mengingat asap rokok juga memiliki efek negatif bagi si perokok pasif

-          Mengagendakan penyuluhan – penyuluhan

-          Pemutaran film / video yang berkaitan dengan efek negatif rokok

-          Merencanakan pembuatan poster, pamflet dll sebagai media komunikasi kegiatan

-          Merencanakan pembuatan tempat khusus untuk merokok, untuk meminimalisir hazard asap rokok terhadap si perokok pasif

-          Menggiatkan kegiatan olahraga untuk detoksifikasi akibat asap rokok

  1. Komunikasi

Sangat penting untuk melaksanakan komunikasi sebelum program dimulai, karena komunikasi bertujuan untuk mencapai kesepakatan dalam menentukan prioritas program yang akan dilaksanakan.

Langkah – langkah komunikasi yang perlu ditempuh :

-          Advokasi kepada pihak Manajemen untuk memberikan gambaran pasti mengenai pentingnya kegiatan yang akan dilaksanakan

-          Sosialisasi kepada seluruh pegawai di lingkungan Mitra Pro MAN agar para pegawai di lingkungan Mitra Pro MAN mengetahui apa saja kegiatan – kegiatan yang akan dilakukan dalam hal promosi stop merokok, kegiatan sosialisasi juga dapat dilaksanakan dengan memasang poster – poster / pamflet yang memiliki “Nilai Tambah” dan “Catchy untuk dilihat”. 


 

  

  1. Persiapan

Untuk memperlancar perencanaan program yang telah dilakukan, maka perlu persiapan sebagai berikut :

-          Bentuk Organisasi Promosi Kesehatan Rokok No, Sehat Yesss!!!

-          Menyiapkan  sarana dan prasarana promosi, penyebaran pamflet, penempelan poster, brosur dll

-          Menyiapkan sarana dan prasarana untuk kegiatan penyuluhan, seperti ruangan, LCD, video, film dll

-          Menyiapkan sistem dokumentasi yang baik untuk mendokumentasikan seluruh rangkaian kegiatan



  1. Pelaksanaan

-          Kegiatan Penyuluhan – penyuluhan di selenggarakan di Ruang Rapat Besar Mitra Pro MAN antara lain : Penyuluhan tentang bahaya Asap Rokok, Penyuluhan tentang  penyakit akibat merokok, Penyuluhan tentang cara untuk berhenti Merokok. Kegiatan ini dilaksanakan setiap minggu pertama awal bulan

-          Kegiatan kelompok kelompok kecil yang berjumlah  10 – 15  orang dengan metoda pemutaran video , diskusi kelompok , berbagi pengalaman , demo , role model , problem solving , dan simulasi. Kegiatan dilakukan di minggu ketiga setiap bulannya

-          Kegiatan olah raga baik perorangan maupun kelompok yang berupa tenis meja , dan senam aerobic yang dipimpin oleh instruktur olah raga yang dilaksanakan setiap hari jum’at.

-          Konsultasi perorangan yang terjadwal dalam hal ini setiap peserta program akan diberi kesempatan  setiap hari selasa pada jam kerja

 

  1. Evaluasi

Metode evaluasi yang digunakan adalah Metoda The Inventory Approach, dimana tahapnya adalah pengambilan data secara berkala, dalam hal ini ditentukan setiap 2 bulan selama 6 bulan dengan target penurunan 50%. Kemudian data yang dihasilkan di evaluasi oleh pihak manajemen. Data – data yang akan dikumpulkan berbentuk hasil wawancara dari peserta dan juga “Candid Camera” yang akan memantau pergerakan dari setiap peserta program.                                                                                            

Evaluasi bertujuan untuk menilai apakah anggaran yang digunakan untuk kegiatan Promosi Kesehatan efisien dan efektif, selain itu juga berfungsi sebagai informasi bagi manajemen dan pekerja  untuk menentukan kebijakan yang selanjutnya.

  1. Kontinuitas

Kontinuitas dari suatu kegiatan Promosi Kesehatan di Tempat Kerja sangat bergantung terhadap apresiasi / penghargaan bagi pihak / peserta yang berhasil memenuhi target, namun untuk yang belum memenuhi target masih perlu untuk di analisa ulang apakah yang sebenarnya menjadi fokus masalah yang akan dikaji berikutnya sebagai program promosi kesehatan di Tempat Kerja yang  selalu berkesinambungan, demi terciptanya perilaku sehat oleh setiap pekerja.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

·         Kurniawidjaya, Meily (2007): Promosi Kesehatan di Tempat Kerja. DepKes RI, Jakarta.

·         Kurniawidjaya, Meily (2010). Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta: UI-Press

·         http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok, diakses kembali pada 20 Juni 2020.

·         http://fransis.wordpress.com/2008/09/03/beberapa-penyakit-akibat-merokok-menurut-badan-pom-ri/ diakses kembali pada 18 Mei 2020

·         http://kesehatan.kompas.com/read/2009/12/10/10222990/WHO.Rokok.Membunuh.5.Juta.Orang.Tiap.Tahun diakses kembali pada 19 April 2020

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

VENTILASI INDUSTRI part 1

VENTILASI INDUSTRI bagian 1 oleh : Tomy Mismahendra Latar Belakang  › Modernisasi rancang bangun gedung / tempat kerja yang berubah menjadi tidak ramah udara terbuka › Indoor Air Quality / KUDR ( Kualitas Udara Dalam Ruangan ) menjadi buruk akibat polutan yang dihasilkan dalam ruang kerja › Polutan dalam ruang kerja tertutup akan mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan pekerja è SBS,even worse PAK › Mandatori dari Permen No 5 tahun 2018 tentang K3 lingkungan Kerja pasal 41 ayat 1,2 dan 3 1. Pengurus &/ Pengusaha wajib menyediakan sistem ventilasi udara utk menjamin kebutuhan pekerja&mengurangi kadar kontaminan 2. Sistem ventilasi bisa berupa alami , buatan atau kombinasi 3. Sistem Ventilasi udara dibersihkan min. 3 bln sekali DEFINISI › Ventilasi adalah   tempat pertukaran udara  yang digunakan untuk memelihara      dan   menciptakan udara...

TIPS PENCEGAHAN RESIKO CEDERA ERGONOMI AKIBAT PENANGANAN MANUAL (MANUAL HANDLING) DI PERKANTORAN (Bagian 1)

TIPS PENCEGAHAN RESIKO CEDERA ERGONOMI AKIBAT PENANGANAN MANUAL (MANUAL HANDLING) DI PERKANTORAN (Bagian 1) Oleh : Tomy Mismahendra Penanganan manual berarti memindahkan atau mengangkat beban dengan menggunakan tangan atau lengan. Penanganan manual semacam itu meliputi mengangkat, menurunkan, mendorong, menarik dan membawa beban, yang bisa berupa barang, orang atau lainnya. Di lingkungan kantor, kegiatan penanganan manual yang paling umum adalah memindahkan kotak kertas fotokopi, file, galon air minum dan perabotan. Operasi penanganan manual ini tidak mungkin menciptakan risiko kesehatan dan keselamatan yang signifikan jika dilakukan dengan benar. Namun, ada sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko cedera dalam penanganan manual. Adapun faktor tersebut termasuk karakteristik pekerjaan dan beban, lingkungan kerja dan kemampuan individu; misalnya b eban berat / besar, bekerja dengan postur canggung, penerapan kekuatan tubuh yang salah, gerakan berkepanjangan, berulan...

Aplikasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

  Aplikasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)   Oleh : Tomy Mismahendra, S.Si, M.K3 Penguji K3 Muda Dit. Bina K3     Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat dunia industri berlomba-lomba melakukan efisiensi dan meningkatkan produktivitas dengan menggunakan alat-alat produksi yang semakin kompleks. Makin kompleksnya peralatan yang digunakan, makin besar pula potensi bahaya yang mungkin terjadi dan makin besar pula kecelakaan kerja yang ditimbulkan apabila tidak dilakukan penanganan dan pengendalian sebaik mungkin. Hal ini menunjukkan bahwa masalah-masalah keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari kegiatan dalam industri secara keseluruhan, maka pola-pola yang harus dikembangkan di dalam penanganan K3 dan pengendalian potensi bahaya harus mengikuti pendekatan sistem yaitu dengan menerapkan sistem manajemen K3. Sistem Manajemen K3 (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan da...