Penyimpanan Alat Uji dan Bahan Kimia pada Laboratorium Pengujian
Oleh : Tomy Mismahendra
Untuk menjamin
performa, masa penggunaan dan ketelitian peralatan pengujian K3 yang digunakan
di laboratorium pengujian K3 diperlukan Sarana dan Fasilitas Ruangan
Penyimpanan yang dapat terjaga kondisi suhu, kelembaban dan kebersihanny, kondisi
penyimpanan dan pengoperasian yang
optimal peralatan pengujian K3 dapat disesuaikan dengan spesifikasi peralatan
yang tersedia informasinya pada buku manual alat. Pada umumnya kondisi suhu
yang diperkenankan adalah 200 C dan kelembababan berkisar 50–60%.
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat
dan bahan di laboratorium :
a. 1. Aman
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan.
Alat yang mudah dibawa dan mahal harganya perlu disimpan pada lemari terkunci.
Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga
fungsinya berkurang.
b. 2. Mudah dicari
Untuk memudahkan mencari letak masing–masing alat dan
bahan, perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat
penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).
c. 3. Mudah diambil
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan
perlengkapan seperti lemari, rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan
luas ruangan yang tersedia.
Untuk menyimpan
Bahan kimia yang digunakan di laboratorium pengujian K3 diperlukan perlakuan
khusus untuk menjamin keselamatan kerja di laboratorium oleh karena itu
mengelompokkan bahan kimia berbahaya di dalam penyimpanannya mutlak diperlukan,
sehingga tempat/ruangan yang ada dapat di manfaatkan sebaik-baiknya dan aman. Mengabaikan sifat-sifat fisik dan kimia dari
bahan yang disimpan akan mengandung bahaya seperti kebakaran, peledakan,
mengeluarkan gas/uap/debu beracun, dan berbagai kombinasi dari pengaruh
tersebut. Kondisi ruang penyimpanan bahan kimia pada
umumnya terdiri dari parameter berikut :
1. Letak Gudang
Letak gudang sebaiknya
terpisah dari bangunan-bangunan penting lain, agar apabila terjadi kecelakaan
dapat dilokalisasi. Bahkan untuk bahan-bahan yang teramat rawan seperti amat
mudah terbakar atau mudah meledak harus pula disendirikan. Kebakaran pelarut
organik dalam gudang dapat menyebabkan proses pemanasan bahan lain yang
kemudian menjadi reaktif atau eksplosif. Atau pemanasan bahan dapat
menghasilkan bahan-bahan lain yang mungkin toksis atau beracun. Atau juga air
yang dipakai untuk pemadaman api dapat bereaksi dengan bahan kimia tertentu
yang eksotermik dan menimbulkan kebakaran lain.
Untuk penyimpanan
bahan kimia dalam jumlah yang banyak berlaku kaidah FIFO (First In First Out)
dimana bahan kimia yang masuk ruang penyimpanan terlebih dulu bahan kimia
tersebut menjadi prioritas penggunaan yang lebih dulu agar bahan kimia tersebut
tidak expired dan rusak.
2. Ventilasi
Adanya ventilasi dalam
gudang amat diperlukan agar apabila terjadi kebocoran bahan mudah terbakar atau
beracun dan korosif dapat terencerkan sampai di bawah ambang bahaya kebakaran
atau keracunan fatal. Tanpa ventilasi, adanya bahan organik akan berakumulasi
sampai di atas batas konsentrasi bawah mudah terbakar (low flammable limit),
sehingga berbahaya apabila ada sumber penyalaan seperti loncatan listrik, bara
api dan bolam lampu yang panas. Adanya uap beracun atau korosif tanpa ventilasi
akan berakibat fatal bagi yang masuk atau bekerja dalam gudang.
3. Bebas dari sumber
penyalaan
Sumber-sumber
penyalaan seperti nyala api, bara rokok, loncatan api listrik atau loncatan
listrik statis harus dijauhkan dari gudang. Pasanglah poster “DILARANG MEROKOK”
atau “AWAS KEBAKARAN” untuk mencegah seorang merokok atau menghasilkan nyala
api. Peralatan-peralatan listrik dalam gudang, perlu di “grounding”kan agar
tidak terjadi loncatan listrik.
Untuk mencegah bahaya
kebakaran yang terjadi letakkan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) pada titik –
titik tertentu yang dianggap prioritas
4. Ruang dingin
Ruangan yang dingin
akan mencegah reaksi penguraian atau memperlambat reaksi. Ini dapat dipahami
karena reaksi-reaksi kimia dapat mulai terjadi apabila energi bahan dapat
mencapai energi aktivasi. Suhu tinggi dalam gudang akan dapat menghantarkan
bahan mencapai energi aktivasi. Kewaspadaan juga mesti diberikan apabila cuaca
panas akibat musin kering yang berkepanjangan dan hal ini akan menambah rawan
kondisi setiapgudang kimia. Selain itu, kenaikan suhu juga akan meningkatkan
kecepatan reaksi secara eksponensial. Sebagai gambaran sederhana, kenaikan suhu
10OC akan mempercepat reaksi menjadi 2x (dua kali); 20OC
= 4x; 30OC = 8x dan kenaikan suhu 100OC akan menyebahkan
kecepatan reaksi meningkat menjadi 210x.
5. Kering
Banyak bahan kimia
yang dapat terhidrolisa oleh air atau uap air dalam udara. Reaksi hidrolisa
yang eksotermis akan meningkatkan suhu yang berakibat seperti di atas.
Penggunaan AC sekaligus dapat mendinginkan dan mengeringkan udara dalam gudang.
Kelembaban lebih rendah dapat dicapai dengan memakai alat “dehumidifier”.
Dengan memahami syarat
gudang di atas, dapatlah dipriorotaskan pemenuhan persyaratan bergantung pada
fasilitas yang dipunyai dan nilai bahan yang disimpan.
Cara menyimpan bahan laboratorium pengujian k3 dengan
memperhatikan kaidah penyimpanan, seperti halnya pada penyimpanan alat
laboratorium. Sifat masing - masing bahan harus diketahui sebelum melakukan
penyimpanan, seperti:
a. Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan
dalam botol plastik.
b. Bahan yang dapat bereaksi dengan plastik sebaiknya
disimpan dalam botol kaca.
c. Bahan yang dapat berubah ketika terkenan matahari
langsung, sebaiknya disimpan dalam botol gelap dan diletakkan dalam lemari
tertutup. Sedangkan bahan yang tidak mudah rusak oleh cahaya matahari secara
langsung dalam disimpan dalam botol berwarna bening.
d. Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya disimpan
terpisah dari bahan lainnya.
e. Penyimpanan bahan sebaiknya dalam botol induk yang
berukuran besar dan dapat pula menggunakan botol berkran. Pengambilan bahan
kimia dari botol sebaiknya secukupnya saja sesuai kebutuhan praktikum pada saat
itu. Sisa bahan praktikum disimpam dalam botol kecil, jangan dikembalikan pada
botol induk. Hal ini untuk menghindari rusaknya bahan dalam botol induk karena
bahan sisa praktikum mungkin sudah rusak atau tidak murni lagi.
f. Bahan disimpan dalam botol yang diberi simbol
karakteristik masing-masing bahan
Untuk menyimpan
Bahan kimia berbahaya (B3) yang digunakan di laboratorium pengujian K3
diperlukan perlakuan khusus untuk menjamin keselamatan kerja di laboratorium
oleh karena itu mengelompokkan bahan kimia berbahaya di dalam penyimpanannya
mutlak diperlukan, sehingga tempat/ruangan yang ada dapat di manfaatkan sebaik-baiknya
dan aman. Mengabaikan sifat-sifat fisik
dan kimia dari bahan yang disimpan akan mengandung bahaya seperti kebakaran,
peledakan, mengeluarkan gas/uap/debu beracun, dan berbagai kombinasi dari
pengaruh tersebut.
Penyimpanan
bahan kimia berbahaya sebagai berikut :
- a. Bahan Kimia Beracun (Toxic)
Bahan ini dalam
kondisi normal atau dalam kondisi kecelakaan ataupun dalam kondisi kedua-duanya
dapat berbahaya terhadap kehidupan sekelilingnya. Bahan beracun harus disimpan dalam ruangan
yang sejuk, tempat yang ada peredaran hawa, jauh dari bahaya kebakaran dan
bahan yang inkompatibel (tidak dapat dicampur) harus dipisahkan satu sama
lainnya. Jika panas mengakibatkan proses penguraian pada bahan tersebut maka
tempat penyimpanan harus sejuk dengan sirkulasi yang baik, tidak terkena sinar
matahari langsung dan jauh dari sumber panas.
- b. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
Beberapa jenis
dari bahan ini mudah menguap sedangkan lainnya dapat bereaksi dahsyat dengan
uap air. Uap dari asam dapat
menyerang/merusak bahan struktur dan peralatan selain itu beracun untuk tenaga
manusia. Bahan ini harus disimpan dalam
ruangan yang sejuk dan ada peredaran hawa yang cukup untuk mencegah terjadinya
pengumpulan uap. Wadah/kemasan dari
bahan ini harus ditangani dengan hati-hati, dalam keadaan tertutup dan dipasang
label. Semua logam disekeliling tempat penyimpanan harus dicat dan diperiksa
akan adanya kerusakan yang disebabkan oleh korosi. Penyimpanannya harus
terpisah dari bangunan lain dengan dinding dan lantai yang tahan terhadap bahan
korosif, memiliki perlengkapan saluran pembuangan untuk tumpahan, dan memiliki
ventilasi yang baik. Pada tempat
penyimpanan harus tersedia pancaran air untuk pertolongan pertama bagi pekerja
yang terkena bahan tersebut.
- c. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)
Praktis semua
pembakaran terjadi antara oksigen dan bahan bakar dalam bentuk uapnya atau
beberapa lainnya dalam keadaan bubuk halus.
Api dari bahan padat berkembang secara pelan, sedangkan api dari cairan
menyebar secara cepat dan sering terlihat seperti meledak. Dalam penyimpanannya harus diperhatikan
sebagai berikut :
·
Disimpan pada tempat yang cukup dingin untuk mencegah
penyalaan tidak sengaja pada waktu ada uap dari bahan bakar dan udara
·
Tempat penyimpanan mempunyai peredaran hawa yang cukup,
sehingga bocoran uap akan diencerkan konsentrasinya oleh udara untuk mencegah
percikan api
·
Lokasi penyimpanan agak dijauhkan dari daerah yang ada
bahaya kebakarannya
·
Tempat penyimpanan harus terpisah dari bahan oksidator
kuat, bahan yang mudah menjadi panas dengan sendirinya atau bahan yang bereaksi
dengan udara atau uap air yang lambat laun menjadi panas
·
Di tempat penyimpanan tersedia alat-alat pemadam api dan
mudah dicapai
·
Singkirkan semua sumber api dari tempat penyimpanan
·
Di daerah penyimpanan dipasang tanda dilarang merokok
·
Pada daerah penyimpanan dipasang sambungan tanah/arde
serta dilengkapi alat deteksi asap atau api otomatis dan diperiksa secara
periodik
- d. Bahan Kimia Peledak (Explosive)
Terhadap bahan
tersebut ketentuan penyimpananya sangat ketat, letak tempat penyimpanan harus
berjarak minimum 60 (meter) dari sumber tenaga, terowongan, lubang tambang,
bendungan, jalan raya dan bangunan, agar pengaruh ledakan sekecil mungkin. Ruang penyimpanan harus merupakan bangunan
yang kokoh dan tahan api, lantainya terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan
loncatan api, memiliki sirkulasi udara yang baik dan bebas dari kelembaban, dan
tetap terkunci sekalipun tidak digunakan.
Untuk penerangan harus dipakai penerangan alam atau lampu listrik yang
dapat dibawa atau penerangan yang bersumber dari luar tempat penyimpanan. Penyimpanan tidak boleh dilakukan di dekat
bangunan yang didalamnya terdapat oli, gemuk, bensin, bahan sisa yang dapat
terbakar, api terbuka atau nyala api.
Daerah tempat penyimpanan harus bebas dari rumput kering, sampah, atau
material yang mudah terbakar, ada baiknya memanfaatkan perlindungan alam
seperti bukit, tanah cekung belukar atau hutan lebat.
- e. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)
Bahan ini
adalah sumber oksigen dan dapat memberikan oksigen pada suatu reaksi meskipun
dalam keadaan tidak ada udara. Beberapa
bahan oksidator memerlukan panas sebelum menghasilkan oksigen, sedangkan jenis
lainnya dapat menghasilkan oksigen dalam jumlah yang banyak pada suhu
kamar. Tempat penyimpanan bahan ini
harus diusahakan agar suhunya tetap dingin, ada peredaran hawa, dan gedungnya
harus tahan api. Bahan ini harus
dijauhkan dari bahan bakar, bahan yang mudah terbakar dan bahan yang memiliki
titik api rendah. Alat-alat pemadam kebakaran biasanya kurang efektif dalam
memadamkan kebakaran pada bahan ini, baik penutupan ataupun pengasapan, hal ini
dikarenakan bahan oksidator menyediakan oksigen sendiri.
- f. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances)
Bahan ini
bereaksi dengan air, uap panas atau larutan air yang lambat laun mengeluarkan
panas atau gas-gas yang mudah menyala.
Karena banyak dari bahan ini yang mudah terbakar maka tempat penyimpanan
bahan ini harus tahan air, berlokasi ditanah yang tinggi, terpisah dari
penyimpanan bahan lainnya, dan janganlah menggunakan sprinkler otomatis di
dalam ruang simpan.
- g. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)
Bahan ini
bereaksi dengan asam dan uap asam menghasilkan panas, hydrogen dan gas-gas yang
mudah menyala. Ruangan penyimpanan untuk
bahan ini harus diusahakan agar sejuk, berventilasi, sumber penyalaan api harus
disngkirkan dan diperiksa secara berkala.
Bahan asam dan uap dapat menyerang bahan struktur campuran dan
menghasilkan hydrogen, maka bahan asam dapat juga disimpan dalam gudang yang
terbuat dari kayu yang berventilasi.
Jika konstruksi gudang trbuat dari logam maka harus di cat atau dibuat
kebal dan pasif terhadap bahan asam.
- h. Gas Bertekanan (Compressed Gases)
Silinder dengan
gas-gas bertekanan harus disimpan dalam keadaan berdiri dan diikat dengan
rantai atau diikat secara kuat pada suatu penyangga tambahan. Ruang penyimpanan harus dijaga agar sejuk ,
bebas dari sinar matahari langsung, jauh dari saluran pipa panas di dalam
ruangan yang ada peredaran hawanya.
Gedung penyimpanan harus tahan api dan harus ada tindakan preventif agar
silinder tetap sejuk bila terjadi kebakaran, misalnya dengan memasang
sprinkler.
Komentar
Posting Komentar